tapa



1.Tirakat Semedi  / Tapa Jawa dan upawasa\puasa jawa

#Tapa Mutih, yaitu minum air putih dan makan satu jenis makan dengan tanpa garam selama 40 hari. Sebagai contoh air putih dan nasi putih tanpa tambahan apa-apa selama 40 hari.

#Tapa Ngrowot, yaitu makan pala pendhem saja, tidak makan nasi.

#Tapa Pati Geni, yakni berpantangan makanan yang dimasak menggunakan api, tidak tidur dan dilakukan ditempat gelap/tidak ada cahaya.

#Tapa Ngebleng, yaitu idak makan dan minum selama hari-hari ganjil, meliputi 7 / 13 / 19 / 21 hari.

#Tapa Kungkum, yaitu merendam diri di pertemuan arus selama 40 hari.

#Tapa Ngeli, menghanyutkan diri di air.

#Tapa Pendem, yakni mengubur diri hingga nampak leher saja.
Tapa Nggantung, atau menggantung diri di pohon, tidak menginjak tanah.

#Tapa Ngrame, artinya, diri tetap tenang walaupun di tengah hiruk-pikuk aktivitas manusia. Selain itu harus siap berkorban atau menolong siapa saja dan kapan saja.

#Tapa Brata, yakni bersemedi dengan khidmat.

#Tapa Jejeg, tidak duduk selama 12 jam.

#Tapa Lelono, melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 pagi (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri).

#Tapa Ngalong, bertindak seperti kalong (kelelawar besar) dengan posisi tubuh menggelantung, kepala di bawah dan kaki di atas. Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya tapa ini dibarengi dengan puasa ngrowot.

#Tapa Ngeluwang, adalah tapa paling menakutkan dan membutuhkan keberanian sangat besar
Tapa Ngeluwang disebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan ghaib dan menghilangkan sesuatu, 
Tapa Ngeluwang 
adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat sangat sepi. Setelah selesai dari tapa ini biasanya setelah keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal mengerikan (seperti arwah gentayangan, dsb). Sebelum masuk ke kubur, disarankan membaca mantra: “Niat ingsun Ngeluwang, anutupi badan kang bolong sira mara sira mati, kang ganggu marang jiwa ingsun, lebur kaya dene banyu krana Gusti.”

Dalam Kejawen, Semedi / Tapa diyakini sebagai jalan mencapai Manunggaling Kawula Gusti atau penyatuan hamba dengan Tuhannya.
[Memahami Puasa Jawa, perlu diingat beberapa hal:

Pertama, dalam menjalani lelaku spiritual puasa, tata caranya berdasarkan panduan guru spiritual.

Kedua, dikarenakan ritual ini bernuansa mistik, maka penjelasannya pun memakai sudut pandang mistis dengan mengutamakan rasa dan mengesampingkan akal/nalar.

Ketiga, dalam budaya mistis Jawa terdapat etika guruisme, dimana murid melakukan taklid buta (patuh, tunduk dengan tidak ada pertanyaan) pada Sang Guru.

#Berbagai macam Puasa / Pasa Jawa
 
1. Pasa Mutih, yaitu tidak boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dll.) jadi betul-betul hanya nasi putih dan air putih saja. Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu sebelumnya, dan membaca japa: ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lair, kabeh krana Gusti.”

2. Pasa Ngeruh, yaitu hanya boleh makan sayuran / buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur dsb (vegetarian).

3. Pasa Ngebleng, adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur pun harus dikurangi. Pasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap-gulita tanpa ada cahaya sedikit pun. Dalam melakukan puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.

4. Pasa Patigeni, hampir sama dengan Pasa Ngebleng. Perbedaannya adalah, tidak boleh keluar kamar dengan alasan apa pun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika seseorang Pasa Patigeni ingin buang air, maka harus dilakukan di dalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya). Mantranya : “Niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara murka krana Gusti”.

5. Pasa Ngelowong, lebih mudah dibanding puasa-puasa di atas. Poso Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam (dalam 24 jam). Diperbolehkan keluar rumah.

6. Pasa Ngrowot, adalah puasa lengkap dilakukan dari jam 3 pagi sampai jam 18. Saat sahur orang Pasa Ngrowot ini, hanya boleh makan pala pendhem(ubi, singkong,uwi,gembili dll yg ada di dlm tanah saja).

7. Pasa Nganyep, puasa hanya boleh makan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Poso Mutih, perbedaannya, makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.

8. Pasa Ngidang\ngramban, hanya diperbolehkan memakan dedaunan dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.

9. Pasa Ngepel, 
mengharuskan makan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.

10. Pasa Ngasrep, hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja dalam sehari.

11.Pasa Wungon, adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.
 
Puasa dijadikan sebuah metode untuk membangkitkan kekuatan spiritual, agar pelakunya dapat menjadi pribadi berjiwa kuat dan berwawasan serta berpemikiran luas...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

penjelasan kundalini golden flower level 33

solfeggio

kgf 33