berkebatinan penuh volume 3

[6/4 17.50] Trisulavedha Kundalini: Berkebatinan penuh volume 3, kita lanjutkan, saat anda mencapai fase ilumination atau fase pencahayaan atau fase bertemunya dengan GURU SEJATI mulailah perjalanan SPIRITUAL anda dalam pendidikan langsung dari my own master, saat anda tidak tahu akan diberi tahu saat anda keluar dari rel anda akan diperingatkan dan dikembalikan ke rel semula, jika anda tidak mau mendengarkan anda akan dihadapkan pada situasi SULIT maksudnya agar anda berbalik arah, rata rata kita TIDAK MAU MENDENGARKAN dan menganggap guru sejati itu hanya suara hati anda.
[6/4 17.50] Trisulavedha Kundalini: Fase ilumination saat kita berkebatinan penuh adalah MENYAKSIKAN wujud diri kita dalam wujud mikro atau sebagai pantulan refleksi dari CERMIN DIRI YG TERAMAT BENING. KARENA cahaya diatas cahaya hanya bisa ditangkap dengan cermin yg bersih.
[6/4 17.50] Trisulavedha Kundalini: Penjelasan kali ini berat sekali ingin saya share versi tasawuf sepertinya banyak yg akan marah, akan saya coba versi hindu kita bahas tentang krishna sebagai avatara wisnu.
[6/4 17.50] Trisulavedha Kundalini: Saat fase ilumination diri yg menabur garam sudah tidak ada lagi karena anda sudah bergabung dengan asinnya lautan.
[6/4 17.50] Trisulavedha Kundalini: Jika bab ini di share ke orang tibet mereka akan sangat faham bab ini karena pondasi peradaban mereka adalah anti materi, sedangkan di nusantara ini awalnya peradaban dibangun dengan pondasi anti materi namun perlahan mengarah ke materi dan ini membuat terjadinya salah faham.
[6/4 17.50] Trisulavedha Kundalini: Di yuga yuga sebelumnya dewa wisnu menitis di raga raga manusia kandidat penitisan bukan hanya satu selalu lebih dari satu dan selalu yg terpilih sebagai tempat menitis adalah raga yg tidak mengajukan diri dan melakukan pembersihan dan pencarian ke dalam diri.
[6/4 17.58] Trisulavedha Kundalini: Dari sedemikian banyak raga yg dititisi dewa wisnu yang tercatat dalam sejarah hanya beberapa saja, hanya yang dapat direkam jejak penitisannya di tiap yuga dan tiap bangsa. apakah tidak ada diluar yang tidak terekam jejaknya oleh sejarah, tentu saja ada, ditulis yg hanya menguntungkan suatu bangsa dan jika penitisan terjadi di bangsa yg berseberangan tentu saja rekam jejak penitisan dihapus.
[6/4 18.04] Trisulavedha Kundalini: Bahkan jejak jejak penitisan dewa wisnu di peradaban nusantara ini ada dan ketika sejarah ditulis oleh bangsa lain tidak dianggap, ada tapi diabaikan.
[6/4 18.10] Trisulavedha Kundalini: Tuhan omnipresent artinya hadir dimana mana, kita ini lho kadang berlogika dengan tempurung batok kepala yg sempit, dianggapnya Tuhan tidak ada kuasanya.
[6/4 18.17] Trisulavedha Kundalini: Pecinta Tuhan akan ditemui Tuhan, jika kita berjalan Tuhan akan menemui kita dengan berlari, jika kita berlari Tuhan akan hadir di kehidupan kita. Ini nyata dan sudah terjadi.
[6/4 18.30] Trisulavedha Kundalini: Jika bima divine nya bernama DEWA RUCI, di kebudayaan kuno divine divine itu diberi nama sansakerta, kalau orang jawa JENENG TUWO, nama lahirnya SUHANDONO, nama tuanya atau JENENG TUWONYA WIJOYOKUSUMO, dijadikan satu jadi SUHANDONO WIJOYOKUSUMO.
[6/4 18.51] Trisulavedha Kundalini: Versi arabnya juga ada bab penamaan divine ini tapi nanti malah membuat om adrianto galau jadi tidak perlu dibahas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

penjelasan kundalini golden flower level 33

solfeggio

kgf 33